"Ya ampun Win, kamu terlihat cantik banget, wajahmu bikin pangling. Kayak masih perawan lho Win."
Wina janda anak satu yang kini mengakhiri masa jandanya
tersenyum senang, ini sudah ke sekian kali pujian di terimanya dari
teman-temannya. Sementara Pujiono yang duduk di sampingnya ikut senang melihat
kecantikannya.
"Gak sia-sia Aku pakai penata rias dari Mba Rugayah
meski harus membayar mahal," Pikir Wina.
Lamunan Wina buyar menyambut tamu yang berdatangan dan
Lagi-lagi memuji kecantikannya.
Sementara di lain tempat Rugayah sang perias pengantin
tersenyum puas melihat hasil riasan pengantinnya yang banyak menerima pujian.
"Ma, Ayo kita pulang, Halimah lelah Ma," Ujar
Halimah, putri semata wayang Rugayah yang menemaninya.
Rugayah melirik jam di tangannya yang menunjukkan jam 3 sore
lalu memandang putrinya yang kini sudah beranjak remaja berusia 15 tahun itu,
dan terlihat memelas, berharap ibunya segera mengajaknya pulang.
"Halimah pulang sendiri gak apa-apa kan, tadi juga Mama
sudah bilang Halimah gak usah ikut tapi Halimah ngotot aja mau ikut. Mama masih
harus bekerja. Mama masih harus membersihkan pengantin selesai acaranya."
"Terus Halimah pulang sama siapa?"
"Di antar Mba Evi aja ya sayang."
Halimah mengangguk.
Rugayah memanggil salah satu asistennya dan memintanya untuk pulang mengantar Halimah.
---------
Hari menjelang malam, acara pernikahan itu telah usai.
Dengan cekatan tangan Rugayah melepaskan hiasan yang
menempel di kepala Wina, aroma bunga melati menyebar saat Rugayah melepaskan
hiasan bunga melati asli yang telah dirangkai itu dari kepala Wina.
Rugayah lalu merendam bunga melati tersebut di sebuah baskom
kecil yang berisi air dan menyapukan airnya di sebuah kapas untuk membersihkan
makeup Wina.
"Terimakasih banyak Mba Rugayah, saya puas dengan hasil
riasannya."
"Sama-sama Mba Win, saya senang Mba Wina puas."
"Oh ya, boleh gak saya beli lipstick pengantin yang Mba
Rugayah pakai kan ke saya tadi, saya suka. Lipstick nya nyaman di bibir
saya."
"Maaf Mba Win, saya gak jual itu lipstick khusus buat
merias pengantin."
Wina terlihat sedikit kecewa.
Rugayah tersenyum penuh arti.
Ini sudah kesekian kalinya pelanggan meminta dirinya untuk
menjual lipstick yang di pakainya untuk merias pengantin.
----------------
" Kamu belum tidur sayang? " Tanya Rugayah pada
putrinya, ketika tiba di rumah dan masih
mendapati putrinya tengah asyik menonton televisi.
"Tunggu Mama pulang."
Rugayah meletakkan kotak perlengkapan tata riasnya dan
segera bermaksud mandi membersihkan dirinya ketika ucapan putrinya mengejutkan
dirinya.
"Kenapa Mama melakukan ini semua, memakai barang kotor untuk merias pengantin."
Rugayah berbalik memandang wajah putrinya.
"Apa yang Halimah tahu tentang pekerjaan Mama? "
Rugayah tak menyadari putrinya bukan lagi bocah yang tak
perduli pada apapun, tapi kini Halimah Telah beranjak remaja dan telah baligh.
"Apa yang Mama lakukan itu dosa Ma! " Ucap Halimah
lagi.
Bersambung
By Siska