Selepas kepergiannya lelaki itu hanya terpaku menatap punggung sang wanita dengan sendu. Dia sungguh tidak ingin meninggalkan wanita yang begitu dia cintai, tetapi pernikahannya terasa lebih penting untuk saat ini. Apalagi dia mengingat jika anak perempuannya yang beberapa bulan lagi akan menikah juga.
Sekali lagi lelaki itu menarik napas yang seolah begitu berat kemudian duduk di kursi kafe lalu menyeruput secangkir kopi yang telah dia pesan beberapa saat lalu. Kini kopi tersebut telah dingin sama seperti hubungannya bersama wanita yang begitu dia cintai, Kalina namanya.
Dia sulut sebatang rokok dan menghisap puntungnya begitu dalam, menahannya di dalam rongga paru-paru kemudian menghembuskannya perlahan menjadi kepulan-kepulan asap yang tidak karuan sama seperti kondisi hatinya saat ini.
Lelaki itu merasa tidak ingin pulang karena setiap berada di rumah hanya disuguhi sebuah wajah yang cemberut. Namun, dia bisa apa, hanya ingin terus bertahan demi putri semata wayangnya yang akan menikah, entah nanti jika gadis itu sudah menikah.
Hari kian malam, dengan langkah yang begitu berat lelaki itu pun mulai beranjak dari kafe dan meninggalkan tempat yang penuh kenangan tersebut hingga dia lupa untuk menghapus chat terakhir dengan Kalina.
Sesampai di rumah, lelaki bernama Yogi itu melenggang begitu saja menuju ke kamar, dia hanya menyambut tangan sang istri yang menyalami dengan takzim. Diletakkannya ponsel di meja kerja kamar dan melepaskan seluruh pakaian untuk bersiap mandi.
Akan tetapi, tanpa diketahui olehnya sang istri meminjam ponsel dan membuka chat, meskipun bukan chat yang sangat mesra dan bukan nama Kalina yang terpampang, tetap saja ada kecemburuan yang bercokol di hatinya.
"Hah? Mas Yogi ada main sama siapa ini? Nggak beres tuh orang," gumam sang istri yang kemudian meletakkan ponsel milik Yogi.
Mendapati hal yang menurutnya tidak beres, dia langsung melangsungkan aksinya, bukan untuk mendebat sang suami, melainkan mencari cara agar lelaki itu berhenti berhubungan dengan wanita simpanannya.
Tak lupa juga ia menciumi kemeja milik sang suami. Dengan aroma yang tidak biasa, kecurigaan pun bertambah.
Tak hilang akal, meskipun diselimuti kecemburuan, si istri pun langsung menghubungi bos kontraktor tempat suaminya bekerja dan meminta setelah kontrak kerja bulan ini selesai, minta dipindahkan ke daerah kampung halamannya. Dia juga berencana untuk menikahkan sang anak di kampung halaman saja. Di rumah orang tuanya.
Dengan alasan bisa menunggui ibunya yang sudah sepuh dan mulai sakit-sakitan, sang bos pun menyetujuinya. Kebetulan, bos dari Yogi adalah teman sekolahnya.
"Nina, tolong buatkan teh," ucap Yogi begitu keluar dari kamar mandi.
"Iya, Mas," jawab si wanita yang bernama Nina itu yang notabene adalah istri Yogi.
Beberapa saat berlalu, Nina pun kembali lagi dengan teh yang dia telah buat. Sementara, Yogi masih berada di kursi meja kerja sambil memainkan ponsel, atau lebih tepatnya ada menghapus chat dari Kalina.
"Mas, kayaknya nikahan anak kita diadakan di rumah ibu aja deh," cetus Nina yang kini sedang duduk di ranjang.
"Kenapa?" tanya Yogi yang terlihat begitu penasaran.
"Soalnya kan kontrak rumah kita habis bulan ini, mending kita nggak usah lanjutin kontrak. Kita tinggal di rumah ibu saja. Kan ibu juga sendirian, udah tua juga. Kasihan."
Alasan dari Nina memang terdengar masuk akal, akhirnya Yogi pun menyetujuinya.
"Ya sudah lah, kamu atur saja bagaimana baiknya. Nanti kalau ada projek di luar kota kamu harus siap ditinggal ya," jawab Yogi yang kemudian berdiri dan beranjak ke ranjang, padahal teh yang dia minta pun belum diminum.
"Iya, Mas." Nina kemudian menggantikan sang suami duduk di kursi.
Dia kembali memegang ponsel sang suami karena tadi waktu ditengok, suaminya itu sudah tertidur. Tentu saja, Yogi sedang patah hati, bahkan makan dan minum pun rasanya enggan. Dan lelaki itu memilih untuk tidur cepat.
Nina mengoperasikan ponsel milik sang suami lagi. Namun, kali ini dia memilih untuk mencari nomor perempuan yang tadi chating dengan suaminya dan langsung memblokir nomor tersebut lalu menghapusnya.
"Selesai!" ucap Nina yang langsung meletakkan ponsel di meja dan beranjak ke ranjang menyusul sang suami.
Sementara di sisi lain, Kalina sedang menatap layar ponselnya juga. Dia mulai mencari nama Yogi di ponselnya. Ditemukan tetapi foto profil menghilang, pun dengan informasi terakhir dilihat.
Akhirnya dia memberikan diri untuk mengirim pesan pada lelaki yang baru saja memutuskan hubungan dengannya itu.
[P]
Itulah pesan yang dikirim oleh Kalina. Centang satu dan tak kunjung menjadi dua apalagi membiru.
"Aku diblokir? Beneran sudah ingin menjauh dariku? Mengecewakan!" Dengan kesal, Kalina langsung melempar ponselnya ke arah pintu berharap ponsel itu terantuk ke pintu dan rusak. Namun, kebetulan sang suami membuka pintu dan masuk ke kamar.
"Hap!" Seketika ponsel itu mendarat di kedua tangan lelaki bertubuh gempal itu.
"Kamu ini apa-apaan? Hape dilempar-lempar!" bentak sang suami sembari melangkah mendekati Kalina.
"Hapeku ngehank. Kesel! Ya sudah kulempar!" ketus Kalina sambil memonyongkan bibir.
Suami Kalina menyerai ponsel milik istrinya itu, lalu berkata, "Ya sudah, besok kita beli yang baru. Kamu jangan ngambek gitu. Nggak cantik tau."
Sang suami langsung mengacak rambut Kalina gemas.
"Iya," jawab Kalina dengan singkat.
Lantas suami Kalina langsung memeluk istrinya itu dan mencium kening Kalina. Wanita itu pun langsung menenggelamkan wajah di dada sang suami.
Kenyamanan yang dulu dia rasakan kini hilang, Kalina kini hanya merasa nyaman dalam pelukan Yogi.
Dia melakukan itu semua hanya gimmick semata untuk menutupi sebuah cinta yang telah lama memudar. Apalagi jika dibandingkan dengan Yogi, suami Kalina kalah jauh mengenai fisik. Jika tentang harta mereka berdua sama saja. Namun, soal hati mana bisa dipaksa.
Beberapa menit dalam pelukan sang suami, akhirnya pelukan itu lepas dan Kalina beranjak menuju ke meja riasnya dengan membawa ponsel yang baru saja hendak dibanting.
Masih dengan perasaan yang sama dia mengunggah fotonya di sosial media dengan caption begini.
[Di mana pun kamu berada, aku akan tetap merindukan dan mencintaimu, Tuan. Sekarang dan selamanya.]
Setelahnya Kalina pun memilih tidur karena sakit di kepala dan hatinya sudah teramat sangat.
Beberapa hari setelah berakhirnya hubungan mereka, Yogi pun pergi ke kampung halaman Nina dan meninggalkan Kalina bersama sang suami.
Sebelum pergi pun Yogi menyempatkan untuk mengunggah fotonya dan mengisi caption di bawahnya.
[Sejauh apa pun jarak yang terdapat di antara kita, kamu masih tetap ada di hatiku.]
Yogi dan Kalina. Cinta mereka indah dan mampu membuat jomblo iri, tetapi jika mereka bertemu saat tidak memiliki pasangan. Namun, jika cinta di balik pengkhianatan itu pasti akan berakhir mengenaskan.
Keren bang, very sad.
BalasHapusCerita yng menarik
BalasHapus